Desa Pogalan, 9 Agustus 2024 – dalam rangka program kerja multidisiplin, mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2024 mengadakan kegiatan program pembibitan tanaman tomat ceri kegiatan ini ditujukan khusus untuk anggota kelompok tani Desa Pogalan. Pemilihan program kerja ini berdasarkan kondisi geografis Desa Pogalan yang memiliki iklim sejuk dan tanah gembur dianggap ideal untuk budidaya tomat ceri. Tanaman ini dipilih karena potensi hasil panen yang melimpah dengan masa panen cepat, serta harga jual yang lebih tinggi dibandingkan tomat biasa. Permintaan pasar yang tinggi, baik lokal maupun internasional, menjadikan tomat ceri sebagai potensi ekonomi yang menjanjikan bagi desa ini.
Pelaksanaan program dilakukan di rumah kepala dusun Dusun Grenden, Desa Pogalan dilaksanakan dengan memberikan pemahaman kepada bapak-bapak anggota kelompok tani tentang mengenai pembudidayaan tanaman tomat ceri dengan tepat, edukasi pembuatan sistem monitoring suhu dan kelembapan otomatis, memberikan contoh desain kemasan, edukasi perancangan e-commerce agar dapat memasarkan dalam jangkauan yang lebih luas dan membagikan bibit tanaman tomat ceri kepada anggota kelompok tani diharapkan dapat ditanam oleh bapak-bapak anggota kelompok tani agar dapat menjadi potensi yang cukup besar di Desa Pogalan.
“Melalui program Tomat Ceri ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk menghasilkan bahan pangan berkualitas, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan gizi keluarga,” Ujar Khanza, salah satu mahasiswa Tim KKN Undip di Desa Pogaln. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan ruang terbatas, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat dalam menciptakan sumber pangan mandiri yang sehat dan berkelanjutan. Dengan menanam tomat ceri di pekarangan rumah, warga belajar tentang siklus pertumbuhan tanaman, teknik budidaya organik, dan manajemen sumber daya alam dalam skala mikro. Hal ini secara tidak langsung mendorong perubahan pola pikir dari konsumen pasif menjadi produsen aktif bahan pangan. Kegiatan ini juga mempromosikan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada produk pertanian yang menggunakan bahan kimia berbahaya, serta meminimalkan jejak karbon akibat transportasi bahan pangan jarak jauh. Dari segi ekonomi, program ini berpotensi mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk sayuran, bahkan membuka peluang pendapatan tambahan jika hasil panen berlebih dapat dijual atau diolah menjadi produk bernilai tambah. Lebih jauh lagi, interaksi sosial antar warga dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman bertanam dapat memperkuat ikatan komunitas, menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan asri, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan demikian, program Tomat Ceri tidak hanya berfokus pada aspek pertanian, tetapi juga menjadi katalis untuk transformasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang positif di tingkat akar rumput.