Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Desa Pogalan sebagai desa wisata juga masih kental akan kelestariann tradisi masyarakat jawa. Pelaksanaan Nyadran dilakukan di seluruh Dusun di Desa, namun memiliki perbedaan dalam waktu pelaksanaan Tradisi Nyadran.
Kali ini kami Tim PKKP Kab. Magelang bersama Direktur Bumdes Desa Pogalan mengikuti rangkaian tradisi Nyadran di Dusun Derpan. Tradisi diawali dengan hadirnya seluruh warga menuju makam yang membawa beberapa sajian dalam bungkusan bambu kemudian melakukan doa bersama, makan bersama, dan diakhiri dengan membersihkan makam menggunakan dedaunan dan setelah itu kembali pualng menuju rumah masing-masing.
Masyarakat yang melakukan tradisi Nyadran percaya, membersihkan makam adalah simbol dari pembersihan diri menjelang Bulan Suci. Bukan hanya hubungan manusia dengan Sang Pencipta, Nyadran dilakukan sebagai bentuk bakti kepada para pendahulu dan leluhur. Kerukunan serta hangatnya persaudaraan sangat terasa setiap kali tradisi Nyadran berlangsung.
Nyadran yang telah dijaga selama ratusan tahun, mengajarkan untuk mengenang dan mengenal para leluhur, silsilah keluarga, serta memetik ajaran baik dari para pendahulu. Seperti pepatah Jawa kuno yang mengatakan "Mikul dhuwur mendem jero" yang kurang lebih memiliki makna “ajaran-ajaran yang baik kita junjung tinggi, yang dianggap kurang baik kita tanam-dalam"